Tirtaka's Writting Commission!Seorang penulis paruh waktu yang mulai mendalami dunia kepenulisan sejak tahun 2022. Aku mulai menulis dari Wattpad, kemudian pindah ke AO3— khusus untuk menulis fanfiksi one-shoot.

PROFILE

Aku bisa menulis beragam genre, tetapi genre yang paling aku kuasai atau dalami adalah genre romance dan angst. Meski begitu aku juga menguasai genre lain yang bisa kamu cek di sini.

RECENT POST

Catatan :
Hanya menerima komisi cerpen berbahasa Indonesia. Maaf, aku tidak menerima genre NSFW maupun plot yang rumit. Maksimal revisi sebanyak 3 kali saat plotting. Revisi typo sepuasnya.
Menerima :
Original fiction
Fanfiction (Anime and Game)
Pair :
OC x OC
Chara x Chara
Chara x Readers
Chara x OC

Genres I can write

  • Fluff.

  • Friendship.

  • Angst.

  • Romance.

  • Silce of Life.

  • Dark Romance.

  • Shounen-ai

  • Shoujo-ai.

  • Semi-Fantasy.

Genres I can't write

  • Sci—Fi.

  • Aksi (Action).

  • Hard Fantasi.

  • Sejarah (History fiction).

  • NSFW atau PWP.

  • Horor, Gore maupun dead dove.

  • Furry.

  • Comedy: bisa dibicarakan lebih dulu soalnya beda orang beda selera humor.

  1. Honey work

  2. Onmyoji Arena

  3. Bungo Stray Dogs

  4. Haikyuu

  5. The Legend of Heroes: Trails of Cold Steel

  1. Honkai Star Rail.

  2. Jujutsu Kaisen

  3. Mó Dào Zǔ Shī.

  4. Sky: Children of the Light.

  5. Degrees of Lewdity.

  6. Weak Hero.

  7. Genshin Impact.

  8. Pretty Cure.

REGULARRATE
Non komersil
Fiksi orisinil
Fanfiksi

: Rp.20/kata
: Rp.25/kata ───
Komersil
Fiksi orisinil
Fanfiksi

: Rp.45/kata
: Rp.55/kata

+10 rupiah/kata untuk alur dariku.
+10 rupiah/kata untuk fanfiksi diluar fandom yang aku dalami.
DRABBLE 500 KATA

SURPRISEFEE
Non komersil
Fiksi orisinil
Fanfiksi
Fanfiksi di luar fandom

: Rp.20.000
: Rp.20.000
: Rp.20.000
Komersil
Fiksi orisinil
Fanfiksi
Fanfiksi di luar fandom

BIASA

: Rp. 30.000
: Rp. 30.000
: Rp. 35.000

FEE
Non komersil
Fiksi orisinil
Fanfiksi

: Rp. 10.000
: Rp. 15.000
Komersil
Fiksi orisinil
Fanfiksi

Payment via Shopeepay dan pulsa.

: Rp.20.000
: Rp. 30.000 ───────────

.
Fiksi Orisinil
Title : Exilacron
Waktu berlalu begitu cepat, selama enam tahun lamanya Gilbert menjadi bahan percobaan, tubuhnya diutak-atik, dipasangkan oleh berbagai macam alat untuk menciptakan seorang Axeltron yang sempurna. Dia menjadi manusia pertama yang diuji coba dengan alat canggih agar dapat melayang di udara. Namun naasnya, dia gagal menjadi Axeltron sesuai dengan keinginan para ilmuwan. Tubuhnya pun tak lagi memungkinkan untuk direparasi — karena akan memakan banyak anggaran.“Menurut kamu kita bisa melanjutkan proyek ini?” tanya ilmuwan yang memakai kacamata.Ilmuwan berkepala pelontos yang merupakan pemimpin proyek tersebut menjawab, “Tidak, kurasa dia terlalu lemah untuk menjadi seorang Axeltron.”“Dia adalah seorang Axeltron yang gagal, lebih baik kita tinggalkan saja dia di sini,” sahut ilmuwan wanita. Dan para ilmuwan itu berjalan pergi, meninggalkan Gilbert sendiri dalam keputusasaan.“Tidak! Jangan tinggalkan aku sendiri!”Permohonan Gilbert diabaikan, lelaki itu menatap nanar para ilmuwan yang bahkan tak menolehkan kepalanya. Gilbert ketakutan, ditinggalkan di area di mana ada puluhan Axeltron gagal tergeletak di area uji coba. Manik hijaunya menatap ngeri puluhan Axeltron yang gagal, para manusia itu sungguh bengis, menuruti ego mereka dan menjadikan sesamanya sebagai tikus percobaan. Gilbert samar-samar mendengar jeritan derita dari para Axeltron yang gagal. Gilbert merasa sangat marah, tanpa sadar sistemnya menyerap energi negatif dari Axeltron yang gagal dan tak sengaja menciptakan jaringan yang terhubung dengan para Axeltron yang gagal.“Manusia-manusia itu…” Gilbert menggeram, tangannya mencakar tanah tempatnya berpijak. “Aku bersumpah, aku akan membinasakan mereka!”.
Title : Menari Dalam Sangkar
Aku merebahkan diri di atas ranjang, menatap kosong ke arah langit-langit berwarna putih. Terlintas di benakku untuk mengecatnya dengan warna biru dan putih—biru untuk langit dan putih untuk awan. Sudah lama aku tak keluar rumah karena ketakutanku terhadap dunia luar. Silakan sebut aku pengecut karena terlalu takut berinteraksi dengan orang-orang di luar sana.Selama ini, satu-satunya yang berinteraksi denganku hanyalah Gilbert. Dia bukan manusia, melainkan Axeltron—robot humanoid. Gilbert adalah satu-satunya yang selalu mengerti keadaan dan perasaanku. Oh, aku lupa bilang bahwa Gilbert adalah suamiku. Ya, kebanyakan orang akan mengerutkan dahi setelah tahu bahwa suamiku adalah seorang robot. Tapi apa salahnya? Kami saling mencintai satu sama lain.Meski begitu, terkadang Gilbert bersikap sangat berlebihan. Terlalu protektif, sampai-sampai dia mengawasi seluruh gerak-gerikku. Mata hijau itu selalu bergerak, mengikuti ke mana pun tubuhku membawaku. Aku tidak bohong, aku lama-lama takut padanya meski sikapnya yang manis itu sangat memabukkan. Kudengar kenop pintu dibuka, Gilbert datang dengan senyuman.“Sayang, apa kamu sudah minum obatmu?”Aku menelan ludah, dengan terpaksa mengangguk. Napasku tercekat saat Gilbert duduk di sampingku, lengan robotiknya merangkul bahuku, mengikis jarak di antara kita."Benarkah?" Senyum Gilbert terlihat lembut, namun juga menakutkan. "Aku tahu kamu berbohong, sayangku." Gilbert terkekeh lalu mencubit pipiku. "Kamu istri nakal, hm? Sudah berani membantah suamimu?"Aku menggerakkan kedua tanganku ke kiri dan ke kanan. "Ti—Tidak! A—aku..." Aku kelabakan, bingung bagaimana caranya mengelak. Aku takut Gilbert akan menghukumku karena membangkang.Ia meraih botol kaca berwarna coklat, berisi obat-obatan. Aku menurut saat Gilbert memintaku minum obat, dengan susah payah menelannya meski dengan bantuan air putih. Gilbert mulai menyanyikan lagu ninabobo, dan kulihat ia menyeringai sebelum aku terlelap dalam tidur..
Title : Sour Grape.
Keberadaan Eledor di kuil bukan hanya sebagai penjaga, tetapi juga sebagai bagian dari ramalan kuno yang terukir di dinding kuil. Ramalan tersebut menyebutkan bahwa suatu hari seorang manusia akan datang ke lembah ini dan menjadi pengantin Eledor. Manusia itu akan membawa cinta yang mampu melampaui perbedaan ras, dan bersama-sama mereka akan mengikat takdir mereka dalam ikatan yang kuat dan abadi.Hari demi hari berlalu, Eledor setia menjaga kuilnya, menjalani rutinitas sehari-hari sambil menunggu tanda-tanda dari ramalan tersebut. Ia sering terlihat duduk di altar utama, memandangi pintu masuk kuil dengan penuh harapan. Setiap angin yang berhembus, setiap daun yang jatuh, dan setiap bintang yang bersinar di malam hari menjadi saksi dari harapannya yang tak pernah pudar.Waktu terus berlalu, namun Eledor tidak pernah kehilangan keyakinan. Ia tahu bahwa waktu bagi elf berbeda dari manusia, dan apa yang mungkin terasa seperti keabadian baginya hanyalah sekejap mata bagi manusia. Eledor sering memanjatkan doa kepada para dewa, berharap agar waktu untuk bertemu dengan jodohnya segera tiba, meski tidak ada kepastian kapan ramalan itu akan menjadi kenyataan..Fanfiksi
Title : A Shoot in the Heart
Kamu berdiri di depan pintu kediaman Moriarty, dengan perlahan mengetuk pintu. Tak berselang lama, pintu dibuka oleh seorang lelaki berambut pirang dengan kacamata bertengger di wajahnya. Lelaki itu, sama seperti yang kamu temui beberapa tahun yang lalu? Louis tidak banyak berubah, dan ia terlihat mirip dengan William, kecuali Louis memiliki bekas luka di pipinya."Halo, selamat pagi, Nona," sapa Louis sambil tersenyum ramah. "Anda pasti Nona Mountbatten." Louis memberi isyarat mempersilakan kamu masuk ke dalam.Setelah memasuki rumah, kamu disambut oleh Albert dan William. Albert dengan antusias menyambut kedatanganmu, "Selamat datang, Nona Mountbatten! Kami sangat senang Anda bisa datang.""Terima kasih sudah mengundangku untuk minum teh di kediaman kalian, Tuan Moriarty." balasmu sambil tersenyum hangat kepada mereka.Louis menarik kursi untukmu duduk, kemudian ia berjalan ke dapur untuk menyiapkan teh. Mata hitammu mengikuti langkah Louis yang mulai menghilang di balik pintu. Lelaki itu terlihat manis, terutama saat kamu melihatnya dari dekat, meski wajahnya sedikit kaku. Louis kembali sambil membawa troli, di atasnya terdapat cangkir teh, teko, piring kecil, dan beberapa dessert sebagai teman minum teh."Silakan diminum, Nona," ucap Louis sambil menyajikan teh."Terima kasih banyak, Tuan Louis," balasmu dengan sopan.Louis tersenyum tipis, "Sama-sama, tidak usah sungkan, Nona."William dan Albert saling pandang kemudian menatapmu, mereka mulai mengajakmu berbincang dengan basa-basi sederhana sebagai tanda kesopanan sebelum membahas inti dari pembicaraan."Lama tidak berjumpa denganmu, bagaimana kabarmu Nona Mountbatten?" tanya Albert."Kabarku baik, bagaimana dengan kalian, Tuan-tuan?""Semua berjalan dengan lancar beberapa hari ini," ujar Albert sambil menyesap tehnya, "Kudengar kamu mendaftar di beberapa universitas di London?" tanyanya.Kamu menganggukkan kepala, "Benar, aku mendaftarkan diriku dan ikut ujian masuk di beberapa universitas. Beberapa hari yang lalu aku ikut ujian untuk masuk universitas Oxford," jawabmu."Oxford?" Sebuah senyum tipis terlukis di bibir William, ia meletakkan gelasnya di atas piring kecil. "Pilihan yang sangat berani, Nona Mountbatten.""Terima kasih. Tetapi, aku sendiri tidak yakin ada universitas yang mau menerimaku," Kamu mendesah malas mengingat dirimu diusir saat mendaftar di beberapa universitas. "Kuharap Oxford tidak mengecewakanku.""Jangan khawatir soal itu, aku yakin mereka akan mempertimbangkan kamu- terutama karena kecerdasanmu," balas William, ucapannya sedikit menghibur kesedihanmu. Seorang genius seperti William mengakui kecerdasanmu, ini adalah sebuah kebanggaan tersendiri.Albert memasang ekspresi sedang berpikir, "Jika Nona terdaftar sebagai mahasiswi di universitas yang Nona pilih, bukankah statusnya hanya sebagai mahasiswa tamu?""Sayangnya begitu," Kamu persuasif tapi kamu langsung menolak tawarannya tanpa pikir panjang."Unfortunately," William menyesap tehnya, "padahal kamu punya potensi yang besar, Nona Mountbatten.""Aku tahu...," kamu menatap teh berwarna kuning keemasan di dalam cangkirmu, "tetapi aku tidak yakin aku bisa diterima di sana atau tidak." Kamu merasa ragu apakah Oxford akan menerima kamu atau tidak terutama setelah kasus yang menimpa keluargamu tak kunjung menemukan jalan keluar. Terlahir di dalam keluarga yang mempunyai 'nama' baik memanglah menguntungkan, tetapi jika ada skandal menimpa itu menjadi senjata makan tuan..
Title : I Lay My Love on You
Rena dan Ryunosuke, dua insan yang baru saja mengikat janji suci pernikahan, mengalami pertemuan yang tak terduga namun berkesan. Kala itu, popularitas TRIGGER, grup idola yang menaungi Ryunosuke, sedang menurun, sehingga mereka mengadakan konser dadakan di tengah hujan. Rena, yang baru pulang dari kuliah, secara kebetulan melirik ke arah panggung dan refleks berjalan mendekat ke arah kerumunan penonton.Rasa penasaran membawa Rena mendekat, tepat saat Tenn, salah satu anggota TRIGGER, tengah berbicara di depan para penonton. Ketika mereka mulai tampil, pandangan Rena segera tertuju pada Ryunosuke. Ia terpesona oleh penampilan Ryunosuke yang tengah menyanyi dan menari dibawah guyuran hujan. Ketika mata mereka tak sengaja bertemu pandang, Ryunosuke memberikan isyarat kecil—mengedipkan sebelah matanya sambil tersenyum ramah.Gestur sederhana itu sudah cukup untuk membuat jantung Rena berdegup kencang. Sejak saat itu, Rena mulai tertarik pada TRIGGER, mendengarkan lagu-lagu mereka, dan bahkan mengoleksi merchandise band tersebut. Meski keduanya sering tak sengaja berpapasan, Ryunosuke tidak menyadari keberadaan Rena di tengah para penggemarnya.Suatu hari, ketika Rena sedang fokus mengerjakan tugas kuliahnya di sebuah kafe, seseorang tiba-tiba bertanya dengan suara lembut apakah ia bisa duduk di meja yang sama. Saat Rena mengangkat kepalanya, ia terkejut mendapati bahwa lelaki yang bertanya adalah Ryunosuke sendiri. Lelaki berambut cokelat itu mulai mengajak Rena berbincang. Rena menanggapi dengan tenang, berusaha keras untuk tetap terlihat biasa saja meski jantungnya berdegup kencang. Sikapnya yang tenang dan dewasa membuat Ryunosuke merasa nyaman berbicara dengannya.Dari pertemuan yang tak terduga itu, hubungan mereka perlahan semakin dekat. Mulai dari sekadar teman hingga akhirnya membawa mereka ke jenjang pernikahan. Ryunosuke adalah sosok suami yang baik, meski sibuk dengan kegiatannya sebagai seorang idol, model iklan, maupun majalah, ia selalu meluangkan waktu untuk Rena. Orang-orang sering mengatakan bahwa Rena sangat beruntung memiliki suami seperti Ryunosuke.“Sayang, aku pulang!” seru Ryunosuke seraya membuka pintu. Ia mengibaskan tangannya untuk membersihkan salju yang menempel di kemejanya, sisa-sisa dari hujan salju yang mengguyur Tokyo malam itu. Ia baru saja selesai menjalani syuting iklan minuman alkohol, aroma alkohol masih samar tercium dari pakaian dan tubuhnya.“Kau sudah pulang?” Rena bangkit dan mendekati suaminya, membantu melepaskan mantel tebal yang dikenakan Ryunosuke untuk digantung di rak dekat pintu. “Bagaimana shooting iklannya? Apakah berjalan lancar?”

  • Harap Klien menyiapkan alur + biodata character secara lengkap terlebih dahulu sebelum memesan.

  • Klien memesan melalui Massager /WA.

  • Klien akan diberikan formulir pemesanan.

  • Klien akan diberitahu jika pesananmu akan dikerjakan. Klien bisa membatalkan sewaktu-waktu sebelum penulis menginformasikan pengerjaan alur.

  • Penulis juga berhak menolak, jika genre maupun alur cerita yang dipesan bukan keahliannya.

  • Penulis akan merangkai garis besar yang diinginkan klien. Untuk direvisi jika ada alur tidak sesuai yang diinginkan klien. Ada dua jenis revisi:
    A. Revisi pertama adalah revisi alur. Hanya membongkar–pasang alur tanpa mengubah keseluruhan isi cerita. Revisi maksimal lima kali.
    B. Revisi typo dan salah ketik nama sepuasnya.

  • Tidak menerima revisi setelah seluruh cerita selesai aku tulis.

  • Setuju berarti membeli, tidak ada pembatalan atau akan dikenakan denda untuk membayar sejumlah 50% dari jumlah kata yang dipesan.

  • Penulis akan menulis setengah dari progres dan klien bisa langsung membayar full atau DP 50%. Waktu perpanjangan pembayaran adalah 3 hari.

  • Penulis akan mengirimkan setiap progres. Termasuk bila ada kendala dalam pengerjaan.

  • Klien menunggu hingga pesanan selesai, dan penulis akan menulis akan langsung mengirimkan dalam bentuk PDF melalui Email atau WhatsApp.

  • Privasi Klien 100% terjamin, dan harap klien memberi masukan atau testimoni.